FKI, Mimpi ibu jaman sekarang, bukan lagi ingin agar anaknya menjadi dokter,
arsitek atau ilmuwan yang lain, melainkan menjadi seorang pengusaha.
Mungkin, para ibu sudah ‘meramal’ bahwa pekerjaan akan semakin sulit
didapat di masa depan. Dan, barangkali mereka pun menilai, profesi
pengusaha bisa hidup lebih sejahtera dibandingkan profesi pegawai. Nah,
jika Anda tertarik untuk mencetak anak menjadi pengusaha, ada baiknya
Anda mulai mengajarkan ilmu bisnis paling sederhana kepada anak sejak
kecil. “Untuk menjadi entrepreneur sejati, yang berperan bukan hanya
bakat. Seseorang terbentuk bukan karena genetika semata, namun juga
karena pengaruh interaksi dengan lingkungannya. Manusia menjadi sesuatu
bukanlah secara by nature, melainkan by murture,” kata Rhenald Kasali Ph.D., pakar marketing, Guru Besar Universitas Indonesia. Berikut ini adalah tips bagaimana melatih anak menjadi seorang pengusaha:
1. Mengajarkan Konsep Uang. Jika Anda memimpikan anak
menjadi pengusaha, Anda perlu mengajarkan konsep tentang uang.
Bagaimanapun uang menjadi faktor penting jika Anda bicara bisnis. Bukan
hanya cara menghitungnya, tapi juga cara menghargainya, sesedikit apapun
jumlah uang itu.
2. Mengajarkan Untuk Selalu Menggali Informasi. Jika
Anak ingin membeli sesuatu, beri tahu dia bahwa dia harus memiliki
informasi terlebih dahulu terhadap barang yang hendak dibelinya.
Misalnya, tentang jenis atau harganya. Sikap ini mengajarkan kepada anak
untuk selalu berpikir kritis. Misalnya, membandingkan barang sejenis
antara satu tempat dengan tempat yang lain. Dengan perbandingan
informasi yang telah didapat tersebut, ajarkan proses tawar-menawar.
3.Mengajarkan Prinsip Pinjam-Meminjam. Hal penting lain
adalah mengajarkan prinsip pinjam-meminjam, yakni kalau pinjam uang,
harus dikembalikan. Hal ini bekaitan dengan reputasi atau nama baik,
karena dasar bisnis adalah reputasi dan nama baik, bukan? Kalau anak
memiliki kebiasaan meminjam uang, lalu lupa mengembalikan, maka hal
tersebut bisa menjadi bahaya. Ajarkan selalu pada anak bahwa kalau
memakai uang orang lain, dia harus ingat untuk mengembalikan sesuai
janji.
4. Mengajarkan untuk Menggabungkan Bisnis dengan Hobi.
Bingung harus mulai dari mana untuk mengajarkan anak tentang bisnis?
Mulailah dengan memperhatikan kegemaran anak Anda. Apakah dia senang
membaca? Berapa banyak koleksi komiknya? Kalau cukup banayak, berilah
saran agar ia menyewakan koleksinya kepada teman-temannya. Atau, mungkin
perempuan Anda suka sekali dengan aksesori rambut yang lucu-lucu.
Belilah buku ketrampilan membuat hiasan rambut cantik. Pujilah hasil
karyanya, agar ia merasa percaya diri untuk menjual kepada
teman-temannya. Langkah berikutnya, ajarkan kepada anak untuk menentukan
harga. Sebagai orang tua yang bijak, katakana kepadanya agar tidak
mengambil keuntungan terlalu banyak. Lalu, ajarkan dia untuk membuat
laporan keuangan yang sangat sederhana, agar ia bisa bertanggung jawab
terhadap setiap pemasukan dan pengeluaran.
5. Mengajak Anak Melihat Lingkungan Bisnis. Mengajak
anak melihat lingkungan bisnis juga merupakan car yang ampuh. Anda tak
perlu menjadi pengusaha terlebih dahulu untuk mengenalkan anak pada
duani usaha. Caranya adalah mengajak anak Anda melihat berjalannya suatu
bsinis. Misalnya, ke workshop teman Anda yang punya suaha kecil. Kalau
perlu mintalah izin kepada teman Anda untuk menerimnya magang saat
liburan. Atau, Anda bisa mengajaknya terlibat dalam bisnis Anda, seperti
survey lokasi, menghadiri pembukaan franchise baru, keliling outlet dan
meeting.
6. Mengajarkan Bisnis Melalui Permainan. Cara lain yang
tak kalah menarik adalah bermain ‘monopoli’. Dalam permainan itu, anak
tak sekedar bermain, namun juga menyusun strategi bisnis dan
berinvestasi. Karena sifat permainan ‘monopoli’ ini adalah simulasi,
maka anak bisa mengelola keuangan, membelanjakan uang, mengenal kata
hutang, bahkan kerugian dalam bisnis.
7. Memasukkan pelatihan bisnis dalam Mata Pelajaran di Sekolah.
Dunia pendidikan pun melihat bahwa menjadi pengusaha akan menjadi
pilihan utama di masa depan. Karena itu sejumlah sekolah sering
mengadakan “Business Day” atau “Market Day”. Pada
acara tersebut, anak-anak akan dibagi menjadi beberapa tim, yang akan
mulai berjualan. Barang yang ditawarkan beragam, mulai dari kue,
aksesori hingga barang setengah pakai. Target konsumen adalah kakak atau
adik kelas dan guru. Anak-anak boleh menerapkan berbagai macam strategi
agar barang-barangnya laku terjual, mulai dari memberikan diskon 50%
hingga cara pemaksaan agar membeli. Point pentingnya adalah anak
diajarkan untuk berusaha dan memikirkan cara bagaimana barangnya bisa
laku terjual.
Sumber : tipsanda.com
0 komentar:
Posting Komentar