Mahasiswa STIKIP Nuu War
yang melakukan demo damai dan bertahan selama dua hari di Panggung
Hiburan depan Rumah Dinas Bupati Fakfak, belum bisa bernafas lega.
Perjuangan mereka untuk mendapatkan status sarjana dari STIKIP Nuu War,
masih menemui jalan berkelok. Setidaknya, hal ini nampak dari hasil
pertemuan antara mahasiswa dan pengurus STIKIP Nuu War yang berlangsung
kemarin (11/1) di panggung hiburan depan Rumah Dinas Bupati Fakfak,
tempat mahasiswa melangsungkan aksi damainya.
Hadir dalam pertemuan tersebut
antara lain, Ketua STIKIP Nuu War, Khalek Woretma, yang didampingi oleh
dua orang pengurus lainnya, serta sekitar 30 mahasiswa.
Pertemuan ini sendiri diadakan
setelah pengurus STIKIP Nuu War berdialog dengan Pansus DPRD yang
menangani masalah STIKIP NUU War, di Gedung DPRD.
Dalam pertemuan tersebut terungkap
bahwa, rencana penggabungan perkuliahan mahasiswa STIKIP Nuu War dengan
STIKIP Muhammadiyah Manokwari dan STIKIP di Ternate, masih menunggu
penadatanganan MoU. Malah kabarnya, MoU dengan STIKIP di Ternate yang
menggabungkan mahasiswa program studi IPS/geografi,, masih taraf
pembuatan draf MoU.
Ketua STIKIP Nuu War, Khalek Woretma
mengatakan, “Ada salah satu persyaratan yang diharuskan ada, yaitu
hibah tanah kampus STIKIP Nuu War, belum dapat kami peroleh. Untuk itu,
masalah ini akan kita bahas saat pertemuan dengan Bupati nanti.”
Mahasiswa sendiri menghendaki agar MoU dengan STIKIP Muhammadiyah Manokwari dan STIKIP di Ternate dapat berjalan bersamaan.
“Kami meminta agar pengurus untuk
mengurus MoU tersebut bersamaan. Tidak boleh lebih mengutamakan salah
satunya, sebab akan menimbulkan efek tidak baik di kalangan mahasiswa.
Sehingga tidak ada program studi yang merasa lebih diutamakan dibanding
program studi lainnya.” Ujar salah satu mahasiswa.
Usai pertemuan tersebut, mahasiswa yang bertahan dengan aksi damainya membubarkan diri dari Panggung Hiburan.
Perlu diketahui, pada Selasa (10/1)
lalu, sekitar 50 mahasiswa STIKIP Nuu War mengawali aksi damai dengan
berjalan kaki menuju Gedung DPRD Kabupaten Fakfak, guna mengadukan
masalah STIKIP Nuu War yang belum juga menemukan titik temu.
Mahasiswa menanyakan lambannya
penanganan masalah STIKIP Nuu War yang belum juga memperoleh ijin
operasional. Padahal, Pansus DPRD yang dibentuk berkenaan dengan masalah
tersebut, pernah menyampaikan bahwa masalah ijin operasional akan
keluar pada pertengahan Desember tahun lalu. Selain itu, mahasiswa
mengancam akan melakukan aksi mogok makan dan melaporkan semua oknum
yang terlibat dalam dugaan korupsi 12,4 miliar kepada penegak hukum,
serta mengancam akan mengerahkan mahasiswa dan orang tua mahasiswa dalam
jumlah yang lebih besar lagi.
Ayuba Palembang, anggota DPRD Fakfak
yang menemui mahasiswa merasa prihatin dengan permasalahan STIKIP Nuu
War yang belum juga kelar dan meminta agar mahasiswa tetap memiliki
semangat yang tinggi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Usai memberikan surat pernyataan
kepada anggota dewan tersebut, mahasiswa berjalan kaki menuju Panggung
Hiburan di depan Rumah Dinas Bupati Fakfak, yang berjaraj sekitar 2 km
dari gedung DPRD.
Setiba di Panggung Hiburan,
keinginan mahasiswa untuk bertemu dengan Bupati Fakfak tidak kesampaian,
karena Bupati sedang di luar daerah. Demikian juga dengan keinginan
mahasiswa untuk bertemu dengan Ketua Yayasan yang mengelola STIKIP Nuu
War, belum terpenuhi. Alhasil, mahasiswa hanya ditemui Kepala Satpol PP
Pemkab Fakfak. (wah)
Sumber : Fakfakinfo.com
0 komentar:
Posting Komentar